Gaza Tanpa Ketahanan Pangan

Gaza, NPC – Salwa tidak mampu memenuhi kebutuhan keempat anaknya, karena dia adalah wanita yang diceraikan dan anak-anaknya masih dalam usia kecil, dan dia tinggal bersama keluarganya tanpa bekerja.

Dia biasanya bergantung pada bantuan asing untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya yang tak ada habisnya. Salwa mengatakan bahwa dia termasuk orang miskin, dan menganggap dirinya sebagai mayat hidup dalam keadaan sulit yang dia jalani.

Dibutuhkan sekitar 18 bulan bagi pencari kerja untuk mendapatkan pekerjaan (The Independent Arabia). Gambar ini diambil dari situs berita independentarabia.com/

Menurut penuturan Salwa, dia tidak memiliki sumber pendapatan, hal ini membuatnya menjadi pengemis, dia pun tidak bisa mengirim anak-anaknya yang masih kecil untuk bekerja.

Dirinya menunjukkan bahwa kemiskinan bukanlah sebuah aib, tetapi kondisi kemiskinan sangat parah sekali di Jalur Gaza, di mana otoritas resmi tidak lagi menanyakan kehidupan orang miskin yang tidak menemukan sepotong roti.

Keluarga Salwa adalah salah satu dari ribuan keluarga yang hidup di bawah garis merah kemiskinan ekstrim, yang telah melanda Jalur Gaza selama 16 tahun, dan dampaknya telah meningkat secara signifikan selama setahun terakhir. Jalur Gaza mencatat peningkatan yang nyata dalam tingkat pengangguran, yang menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam indikator kemiskinan.

85 Persen Miskin

Pejabat media di Observatorium Euro-Mediterania, Nour Alwan, mengatakan bahwa pihaknya mendokumentasikan dalam statistik terbaru perihal orang-orang miskin di Gaza, bahwa dua pertiga dari populasi termasuk orang miskin, satu setengah juta orang dari dua juta orang di Jalur Gaza. Mereka adalah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan. Alasan utama meningkatnya angka kemiskinan adalah blokade dan pembatasan Israel yang diberlakukan di Jalur Gaza sejak 2006.

Statistik ini sesuai dengan data Kementerian Pembangunan Sosial yang menunjukkan bahwa 85 persen dari total penduduk Gaza hidup di bawah garis kemiskinan, dan hampir tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, di tengah kurangnya lapangan kerja dan kurangnya lapangan pekerjaan juga menunjukkan kenaikan yang jelas dalam indikator pengangguran.

Menurut Biro Pusat Statistik Palestina (lembaga pemerintah), pendapatan per kapita rata-rata di Gaza tidak melebihi lima dolar AS. Hal ini menempatkan penduduk Gaza berada di bawah garis kemiskinan, di mana indikatornya telah mencapai sekitar 85 persen di tingkat kemiskinan. Orang miskin di Gaza ini adalah yang tertinggi di wilayah Palestina.

Orang miskin, menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan di Wilayah Palestina “OCHA”, didefinisikan sebagai mereka yang hidup dengan kurang dari $4,6 per hari.

Tertinggi di dunia

Juru bicara Kementerian Pembangunan Sosial, Aziza al-Kahlout, mengatakan bahwa indikator kemiskinan di Jalur Gaza meningkat secara signifikan dalam tiga bulan terakhir, karena ketidakmampuan fasilitas yng dimiliki untuk pulih, dan ditambah lagi pengepungan yang diperketat oleh Israel. Israel memperketat masuknya banyak bahan baku dan bahan pokok, yang mengakibatkan terhentinya roda pertumbuhan dan ekonomi. Akibatnya, tingkat pengangguran naik, hal ini tercermin negatif dan menyebabkan peningkatan jumlah orang miskin.

Al-Kahlout menunjukkan bahwa persentase orang miskin di Jalur Gaza adalah yang tertinggi di dunia, jika dibandingkan dengan populasi Jalur Gaza, karena orang miskin diperkirakan sekitar satu setengah juta orang, dari dua juta, dan ini juga jika dibandingkan dengan luas wilayah, penduduk ini tinggal di wilayah yang tidak melebihi 356 km.

Menurut data di atas tersebut, tingkat kemiskinan di Jalur Gaza adalah yang tertinggi di antara negara-negara di dunia.

Menurut statistik terbaru yang didokumentasikan oleh Euro-Mediterranean Human Rights Monitor (sebuah organisasi internasional yang berbasis di Jenewa), efek mengerikan yang disebabkan oleh blokade Israel jangka panjang di Gaza, selain serangan militer berulang, adalah penyebab nomor satu kemiskinan di Jalur Gaza yang telah terkepung selama 16 tahun. Hal ini telah mengakibatkan memburuknya situasi kehidupan sosial, ekonomi dan manusia dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya di dunia.

Israel Adalah Penyebab Utamanya

Bahkan, pihak berwenang Israel telah memberlakukan pengepungan ketat di Jalur Gaza sejak 2006, setelah gerakan Hamas mengambil alih kekuasaan di dalamnya, menyusul kemenangan Hamas dalam pemilihan legislatif. Sejak itu, beberapa operasi militer meletus dan membayangi situasi ekonomi penduduk.

Petugas media di Observatorium Euro-Mediterania, Nour Alwan, mengatakan bahwa situasi ekonomi telah menyaksikan keruntuhan dan stagnasi besar di Gaza, karena penutupan hampir total penyeberangan yang ada, terutama selama dan setelah serangan militer. Hal ini menyebabkan PDB per kapita menyusut hingga 27 persen.

Alwan menjelaskan bahwa Israel mengadopsi kebijakan hukuman kolektif terhadap penduduk Jalur Gaza, terlepas dari suksesi tujuh pemerintah Israel sejak awal pengepungan, dan ini jelas terlihat dalam kerugian material, moral dan kolektif yang besar di Gaza. Penduduk di Jalur Gaza mencatat bahwa indikator krisis kemanusiaan telah berlipat ganda di Gaza, tingkat pengangguran mencapai 51 persen, termasuk yang tertinggi di dunia.

Gaza Kekurangan Bahan Makanan

Menurut data OCHA, seperempat juta orang Gaza hidup dalam kemiskinan ekstrem, artinya pendapatan harian mereka kurang dari 3,5 dolar per hari, yang merupakan kebutuhan minimum untuk menutupi kebutuhan tempat tinggal, pakaian, makanan dan obat-obatan.

Kehidupan orang-orang Gaza sangat bergantung pada bantuan atau transfer bantuan dari luar negeri.

Data ini menyebabkan tingkat kerawanan pangan yang tinggi, karena 73 persen penduduk Jalur Gaza menderita kekurangan mata pencaharian, dan mereka biasanya bergantung pada bantuan pangan.

Menurut Organisasi Pangan Dunia itu, penduduk Gaza terus menderita kerawanan pangan akibat indikator kemiskinan ekstrem yang tinggi.

Sumber: independentarabia.com/

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top

kantor pusat

Jl. Bina Marga No. 25, C99 Business Park, Kaveling 9N, RT.08 / RW.03 Kel. Ceger, Kec. Cipayung, Jakarta Timur, DKI Jakarta 13850

Subscribe to our newsletter

Sign up to receive updates, promotions, and sneak peaks of upcoming products. Plus 20% off your next order.

Promotion nulla vitae elit libero a pharetra augue