Jeddah, SPNA – Arab Saudi, pada Senin (29/11/2021), mengutuk dan menyatakan kecaman atas serbuan Presiden Israel, Isaac Herzog, ke Masjid Ibrahimi di kota Hebron, di Tepi Barat yang diduduki.
“Pemerintah Arab Saudi mengutuk dan mengecam pelanggaran yang dilakukan secara terang-terangan terhadap kesucian Masjid Ibrahimi di kota Hebron, ini adalah langkah permusuhan dan tindakan provokatif terhadap perasaan umat Islam di seluruh dunia,” sebut Kementerian Luar Negeri Arab Saudi.
Kemlu Arab Saudi menyerukan kepada lembaga dan masyarakat internasional untuk memikul tanggung jawab untuk menghentikan praktik pelanggaran otoritas pendudukan Israel dan pejabat pemerintahannya yang terus berlanjut terhadap tempat suci umat Islam di Palestina. Arab Saurdi memperingatkan dampak berbahaya dari praktik pelanggaran tersebut.
Hebron tidak tunduk pada perjanjian Oslo 1993. Pada tahun 1997, sebuah perjanjian ditandatangani antara otoritas Palestina dan pendudukan Israel tentang penempatan sebagian tentara Israel di Hebron, di mana kota tersebut dibagi menjadi dua bagian: area H1 dan area H2. Area H1 kendalinya diserahkan kepada otoritas Palestina, dan Area H2 tetap berada di bawah kendali tentara Israel, termasuk Kota Tua.
Hebron adalah kota kedua setelah kota Yerusalem dalam prioritas penargetan pembangunan permukiman ilegal di bawah otoritas pendudukan Israel, akibat nilai sejarah dan keagamaannya.
Pada Juli 2017, Komite Warisan Dunia UNESCO menyatakan Masjid Ibrahimi sebagai Situs Warisan Dunia yang Palestina, yang menimbulkan protes dari Israel.
Sejak tahun 1994, masjid yang diyakini dibangun di atas makam Nabi Ibrahim, telah dibagi menjadi dua bagian, satu bagian untuk Muslim dan satu lagi untuk Yahudi, setelah seorang pemukim Israel membunuh 29 warga Palestina pada saat pelaksanaan salat Subuh, 25 Februari, pada tahun yang sama. Otoritas pendudukan Israel merampas lebih dari setengah luas masjid dan mengubahnya menjadi sinagoge.
(T.FJ/S: RT Arabic, Palinfo)