Israel Tangkap 1.300 Penduduk Palestina di Yerusalem Selama Paruh Pertama 2021

Yerusalem, SPNA – Kantor Informasi Narapidana, sebagaimana dilansir Palinfo, pada Minggu (24/10/2021), memantau peningkatan signifikan penangkapan yang dilakukan pasukan pendudukan terhadap penduduk Palestina di Yerusalem tahun ini, di mana lebih dari 1.300 penduduk Yerusalem ditangkap selama paruh pertama tahun 2021 ini, termasuk anak-anak.

Penangkapan berkontrasi pada Mei dan Juni, yang bertepatan dengan penyerangan terhadap penduduk Palestina di Syekh Jarrah, dan upaya penggusuran penduduk Palestina dari rumah mereka.

Kantor Informasi Narapidana menunjukkan bahwa selama kuartal ketiga tahun ini—selama Juli, Agustus dan September—pasukan pendudukan Israel menangkap lebih dari 525 penduduk Palestina di Yerusalem, atau 41 persen dari total penangkapan di wilayah Palestina selama periode itu.

Menargetkan Anak-anak

Jumlah penangkapan dalam tiga bulan tersebut berjumlah sekitar 1.280, termasuk 130 anak-anak, yang merupakan 80 persen dari total penangkapan anak-anak. Di antara anak Palestina yang paling muda di antaranya adalah Mahmoud Abu Juma’a dan Muhammad Raja’i Khweis, dua anak Palestina yang umurnya tidak lebih dari 11 tahun. Pasukan pendudukan Israel juga menangkap 21 perempuan.

Kantor Informasi Narapidana melaporkan bahwa pasukan pendudukan Israel menangkap seorang anggota Dewan Legislatif dari Yerusalem, Syeikh Mohammed Mahmoud Abu Tir (71 tahun), yang telah dideportasi dari Yerusalem selama 11 tahun, dan telah menghabiskan lebih dari 36 tahun di penjara  pendudukan.

Gadis Palestina berumur 16 tahun, Roa’a Ruwaidi, juga ditangkap saat berada di sekitar Bab Al-Amoud, setelah ia didorong dan diserang. Pasukan pendudukan Israel menangkap Al-Murabitat (muslimah Palestina yang menjaga Al-Aqsha), di antaranya Aida Al-Sedawi (59 tahun), Aya Abu Nab, dan Suha Idul Fitri.

Gadis Palestina lainnya, Nada Al-Abbasi, ditangkap ketika sedang berada di dekat Bab al-Amud. Tala Younis al-Ghoul (19 tahun), ditangkap setelah rumahnya digerebek dan digeledah selama penyerbuan di kawasan Ras al-Amoud. Asmaa Assi (29 tahun) dan Raeda Saeed, ditangkap saat berada di Masjid Al-Aqsha.

Perempuan Palestina lainnya, Manar Kundus, ditangkap setelah dipanggil untuk diinterogasi oleh intelijen. Ibunya, Wafaa Kundus, juga ditangkap pasukan pendudukan Israel.

Kantor Informasi Narapidana menunjukkan bahwa aksi penangkapan yang dilakukan terhadap penduduk Palestina di Yerusalem menargetkan semua tingkatan umur, mulai dari anak-anak, wanita, pemimpin Islam dan nasional. Pasukan pendudukan Israel bahkan menangkap orang sakit, orang tua, dan jamaah yang berada di Masjid Al-Aqsha. Pasukan pendudukan Israel juga mengeluarkan surat perintah deportasi dan surat perintah tahanan rumah.

Mengosongkan Yerusalem dari Penduduk Palestina

Ketua Komite Narapidana Yerusalem, Amjad Abu Assab, mengatakan bahwa eskalasi penangkapan dan serangan di kota Yerusalem yang diduduki bertujuan untuk mengosongkan Yerusalem dari orang-orang Palestina, untuk mengatasi permasalahan Masjid Al-Aqsha, di samping juga untuk mencoba memulihkan keadaan yang rapuh akibat aksi pertempuran Saif Al-Quds.

Abu Assab menjelaskan bahwa pasukan pendudukan tidak menghentikan kebijakan penahanan di Kota Suci Yerusalem. Baru-baru ini Yerusalem menyaksikan peningkatan signifikan serangan sengit terhadap penduduk Yerusalem di kawasan Bab al-Amoud, terutama anak-anak. Pasukan pendudukan menangkap 23 warga Palestina, termasuk 16 orang pada peringatan Maulid Nabi pada Selasa lalu.

Anak-anak yang ditangkap dipindahkan ke pusat-pusat interogasi di Yerusalem, menunjukkan bahwa tingginya tingkat penangkapan anak-anak Yerusalem dengan tujuan untuk menakuti dan mengintimidasi mereka.

Abu Assab menjelaskan bahwa penangkapan baru-baru ini juga meliputi para jurnalis dan aktivis Yerusalem, yang menjadi target saat meliput peristiwa di daerah Bab al-Amoud, di mana mereka diserang dan ditangkap.

Abu Assab mengkritik peran lembaga-lembaga internasional dan Palang Merah dalam menindaklanjuti penangkapan penduduk Palestina.

“Ketidakhadiran lembaga-lembaga dalam menindaklanjuti kasus Palestina dan bisunya mereka terhadap serangan Israel yang brutal terhadap rakyat kita, menunjukkan partisipasi dan keterlibatan yang jelas dengan pendudukan Israel dalam serangan dan penindasan terhadap rakyat Palestina di Yerusalem,” sebut Abu Assab.

Menargetkan Tokoh-tokoh Agama

Kantor Informasi Narapidana mengungkapkan bahwa pendudukan Israel sengaja menangkap tokoh yang mewakili simbol-simbol agama di Yerusalem, seperti Sheikh Ikrima Sabri, kepala Dewan Islam Tertinggi dan pengkhotbah Masjid Al-Aqsa.

Penangkapan ini bertujuan untuk mencegah tokoh Palestina sebagai simbol agama yang kerap mengkritik Israel dan untuk mencegah para tokoh Palestina mempengaruhi penduduk Palestina untuk melawan kejahatan pasukan pendudukan Israel, pemukim Yahudi, dan upaya Yahudisasi yang berlangsung di Yerusalem.

Kantor Informasi Narapidana menyerukan perlunya memperkuat berbagai unsur untuk mendukung penduduk Yerusalem dalam menghadapi penangkapan sewenang-wenang dan tindakan represif pasukan pendudukan Israel yang bertujuan mengosongkan Yerusalem dari penduduknya, dan untuk menyediakan bantuan keuangan, psikologis, sosial dan hukum bagi pendudukan Yerusalem untuk membantu mereka bertahan, terutama anak-anak yang juga menjadi target.

(T.FJ/S: Palinfo)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top

kantor pusat

Jl. Bina Marga No. 25, C99 Business Park, Kaveling 9N, RT.08 / RW.03 Kel. Ceger, Kec. Cipayung, Jakarta Timur, DKI Jakarta 13850

Subscribe to our newsletter

Sign up to receive updates, promotions, and sneak peaks of upcoming products. Plus 20% off your next order.

Promotion nulla vitae elit libero a pharetra augue