Ramallah, NPC – Palestina menuntut pemerintah AS untuk tidak mengutus pejabatnya pada acara atau perayaan Yudaisasi yang akan diadakan pada hari Senin (11/12/2021), di tanah pemakaman Islam di kota Yerusalem.
Permintaan itu, dilontarkan Palestina pada hari Sabtu (9/10/2021), dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Palestina.
Kementerian Luar Negeri Palestinya menyatakan bahwa Lembaga-lembaga Zionis Amerika berencana untuk mengadakan upacara Yudaisasi, di bagian pemakaman (Ma’man Allah) di Yerusalem.
“Tolong Pemerintah AS dan pejabatnya saat ini untuk tidak berpartisipasi dalam perayaan buruk ini, yang bertentangan dengan kebijakan AS mengenai masa depan kota Yerusalem,” demikian tuntutan dari Kemenlu Palestina.
Pelaksanaan perayaan tersebut merupakan bagian integral dari perang pendudukan terbuka terhadap Yerusalem, kesucian dan warganya, dan termasuk upaya untuk mengubah landmark budaya dan identitas Arab-Palestina.
“Tidak ada yang memiliki hak untuk menyerang tanah kami dan orang-orang kami, dan tidak ada yang memiliki hak untuk melanggar kesucian umat Kristen dan Islam kami,” tegas Kemenlu Palestina.
Kemenlu Palestina menilai peryaan ini sebagai serangan provokatif di pemakaman Islam yang bersejarah dengan gravitasi ekstrem, dan menganggapnya sebagai pelanggaran mencolok terhadap hukum dan norma internasional.
Selain itu, Kemenlu Palestina juga menuntut sejumlah pejabat tinggi pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump, yang dipimpin oleh mantan duta besar David Friedman yang tinggal di pemukiman Bethel (Tepi Barat tengah), dan mantan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, dikenal karena posisi Zionis ekstremisnya, agar tidak berpartisipasi dalam upacara tersebut.
Kementerian tersebut menyeru organisasi internasional yang bersangkutan untuk mengutuk dan menghentikan pelanggaran terus menerus terhadap hak-hak politik, budaya, sejarah, hukum dan agama Palestina di Al-Quds sebagai ibu kota Negara Palestina.
Ma’man Allah adalah pemakaman Yerusalem tertua, terbesar dan paling terkenal, terletak di Yerusalem barat. Diketahui, Israel telah membangun fasilitas wisata dan bangunan di sana, termasuk Museum Toleransi.
Israel menduduki Yerusalem Timur pada tahun 1967, dan pada tahun 1980 mengumumkan pencaplokannya atas Yerusalem Barat, yang diduduki sejak tahun 1948, dengan menganggap Yerusalem sebagai ibu kota yang bersatu dan abadi. Namun hal ini ditolak oleh masyarakat internasional.
Sumber: aa.com.tr/ar/