Betlehem, NPC – Gerombolan pemukim, pada Minggu (23/01/2022), mengancam sejumlah siswa Palestina di desa Kisan, sebelah timur Betlehem, dengan melarang mereka pergi ke sekolah.
Aktivis Palestina, Ahmed Ghazal, dalam pernyataan pers menyatakan bahwa pemukim Israel menangkap sejumlah siswa Sekolah Menengah Kisan. Gerombolan pemukim Israel mengancam mereka untuk tidak pergi ke sekolah atau mereka dakan menghadapi bahaya.
Ahmed Ghazal menambahkan bahwa gerombolan pemukim Israel membagikan selebaran kepada para siswa-siswa Sekolah Menengah Kisan dengan menyatakan bahwa sekolah tersebut ilegal dan akan segera dihancurkan.
Sekolah Menengah Kisan dibuka pada awal tahun ajaran baru ini melalui upaya bersama masyarakat untuk mendirikannya, setelah upaya penghentian pembangunannya dilakukan oleh pendudukan Israel.
Sampai saat ini berbagai tindakan kekerasan dan kejahatan kerap dilakukan oleh para pemukim Israel di Betlehem, dengan perlindungan pasukan pendudukan Israel, di mana mereka menghancurkan banyak pohon zaitun di lahan pertanian penduduk Palestina, memprovokasi, hingga menyerang penduduk Palestina.
Betlehem berada di bawah kekuasaan Yordania selama Perang Arab-Israel pada 1948 dan kemudian direbut dan dirampas otoritas pendudukan Israel dalam Perang Enam Hari pada 1967. Sejak Perjanjian Oslo 1995, Betlehem dikelola oleh Otoritas Palestina.
Betlehem dihuni oleh mayoritas muslim. Namun, juga merupakan rumah bagi penganut Kristen Palestina. Kawasan Palestina di Tepi Barat, termasuk Betlehem menghadapi pelanggaran terus menerus yang dilakukan otoritas pendudukan Israel, dengan tujuan untuk mengambil alih tanah Palestina lebih luas.
(T.FJ/S:Â Palinfo, Palestina Today)
