Tel Aviv, SPNA – Jewish Insider melaporkan pada Kamis (14/10/2021) bahwa selama dua hari sebelumnya, Uni Emirat Arab (UEA) menjadi tuan rumah untuk sebuah acara bersejarah, di mana Israel duduk semeja dengan enam negara Arab, yaitu UEA, Bahrain, Mesir, Yordania, Maroko dan Sudan. Acara tersebut merupakan reuninya negara-negara yang telah melakukan normalisasi hubungan dengan Israel.
Surat kabar tersebut melaporkan bahwa konferensi itu diadakan oleh Jeffrey M. Talpins Foundation dan Dewan Atlantik. Untuk merealisasikannya, mereka membutuhkan waktu selama enam bulan demi mengatur segalanya.
Disebutkan bahwa tujuan dari konferensi itu adalah untuk “mengidentifikasi kesenjangan dalam proses normalisasi.” Israel berharap negara-negara Arab lainnya bersedia menjalin hubungan diplomasi dengannya dan melupakan isu Palestina.
Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS berkomentar Selasa, “ketika menyangkut Kesepakatan Abraham, pemerintahan Biden sangat mendukung normalisasi hubungan dengan Israel. Kami menyambut baik upaya sejumla lembaga untuk memajukan upaya normalisasi.”
Pernyataan itu muncul sebelum pertemuan trilateral antara Menteri Luar Negeri Antony Blinken dengan Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid dan Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab Abdullah bin Zayed Al Nahyan.
Perjanjian Abraham adalah adalah sebuah istilah yang merujuk kepada sejumlah kesepakatan yang terjadi antara Israel dengan sejumlah negara Arab, berlangsung di bawah naungan Amerika Serikat.
Pertama kali digunakan dalam pernyataan bersama oleh Israel, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat, pada 13 Agustus 2020, dan kemudian digunakan untuk merujuk secara kolektif pada perjanjian damai yang ditandatangani antara Israel dan UEA dan Bahrain.
(T.HN/S: i24 News)
