Syeikh Ikrimah Sabri: Yerusalem Seperti Mekah dan Madinah, Kami Tidak Akan Izinkan Pembagian Al-Aqsha

Yerusalem, NPC – Ulama dan Khatib Masjid Al-Aqsha, Syeikh Ikrima Sabri, pada Minggu (13/02/2022), menekankan bahwa Palestina tidak akan membiarkan Israel, untuk mencapai tujuannya untuk melakukan pembagian waktu dan tempat Masjid Al-Aqsha.

Syeikh Ikrima Sabri mengatakan bahwa meskipun pasukan pendudukan Israel berusahan mengusir dan mendeportasi penduduk Palestina ataupun para Murabithun (penjaga Masjid Al-Aqsha) dari Masjid Al-Aqsha, mereka tidak akan membiarkan Israel mencapai tujuannya.

Ia menjelaskan bahwa pembagian temporar atau waktu adalah praktik untuk mengalokasikan waktu atau jam khusus bagi orang Yahudi di Al-Aqsha, di mana umat Islam tidak diizinkan masuk. Ini adalah sesuatu yang tidak boleh dilakukan dan tidak boleh terjadi.

Sedangkan pembagian spasial atau tempat adalah pengurangan area dari kompleks Al-Aqsha yang akan dikhususkan bagi orang Yahudi, di mana mereka akan difokuskan di area timur kompleks Al-Aqsha, termasuk Gerbang Rahmat.

“Rencana otoritas pendudukan Israel digagalkan oleh kesadaran penduduk Palestina di Yerusalem dan dukungan mereka terhadap Yerusalem. Pemuda kota berhasil berusaha dengan memaksakan diri dengan menghapus proyek pendudukan dan upaya Yahudisasi di kota Yerusalem,” sebut Syeikh Ikrima Sabri.

Ia menyebutkan bahwa pasukan pendudukan Israel melakukan apa yang mereka inginkan di dalam kota Yerusalem, tetapi penduduk Palestina menentangnya.

“Otoritas pendudukan Israel mengepung Yerusalem dan mengisolasinya dari kawasan sekitar, dengan tujuan untuk melemahkan kota Yerusalem dan mencegah orang Palestina memasukinya. Kota Yerusalem, sedang dikikis oleh pendirian berbagai pos pemeriksaan militer, pembuatan jalan elak, perampasan tanah, dan serangan terhadap pendidikan,” sebut Syeikh Ikrima Sabri.

Ia menunjukkan bahwa otoritas pendudukan Israel telah mengeksploitasi Perjanjian Oslo untuk meyahudisasi dan mengubah status quo di Yerusalem.

“Siapa pun yang mengunjungi Al-Aqsha melalui otoritas pendudukan Israel tidak bisa diterima dan dianggap sebagai penyusup,” sebut Syeikh Ikrima Sabri.

Ia menambahkan bahwa kedatangan dan kunjungan ke Al-Aqsha melalui otoritas Israel telah memberikan legitimasi bagi pendudukan kompleks Al-Aqsha.

“Yerusalem bukan hanya milik rakyat Palestina saja, tetapi seperti Mekah dan Madinah, perhatian harus diarahkan ke Yerusalem. Bangsa Arab dan masyarakat muslim harus menyadari pentingnya Masjid Al-Aqsha dalam iman mereka,” tambah Syeikh Ikrima Sabri.

(T.FJ/S: RT Arabic)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top

kantor pusat

Jl. Bina Marga No. 25, C99 Business Park, Kaveling 9N, RT.08 / RW.03 Kel. Ceger, Kec. Cipayung, Jakarta Timur, DKI Jakarta 13850

Subscribe to our newsletter

Sign up to receive updates, promotions, and sneak peaks of upcoming products. Plus 20% off your next order.

Promotion nulla vitae elit libero a pharetra augue