Amman, SPNA – Kementerian Luar Negeri Yordania, pada Selasa (30/11/2021), mengutuk pernyataan provokatif dan tidak dapat dibenarkan yang disampaikan oleh Menteri Agama Israel terhadap Masjid Al-Aqsha.
Juru bicara resmi kementerian, Haitham Abu Al-Ful, memperingatkan konsekuensi pernyataan Israel yang dapat mengobarkan konflik dan memicu ekstremisme.
Sebelumnya, Menteri Agama Israel, Matan Kahana, menyalakan lilin “Hari Raya Hanukkah” kedua di pintu masuk Masjid Al-Aqsha, dan mengklaim bahwa dirinya “berdiri di pintu masuk tempat tertua bagi bangsa Israel”. Ia juga membuat seruan untuk mempercepat pembangunan Bait Suci Israel di tempat tersebut.
Abu Al-Ful, mengatakan bahwa pernyataan tersebut tak bisa diterima dan merupakan pelanggaran serius terhadap kondisi sejarah dan status hukum di Masjid Al-Aqsa yang diberkati.
Ia menekankan bahwa Masjid Al-Aqsha, dengan seluruh area dan kawasannya dengan luas 144 dunum atau 14,4 hektare tanahnya adalah tempat ibadah suci bagi umat Islam.
“Departemen Wakaf Yerusalem dan Urusan Masjid Al-Aqsha di Yordania adalah badan hukum yang memiliki status yurisdiksi eksklusif untuk mengelola semua urusan kompleks Masjid Al-Aqsha, termasuk untuk mengatur orang masuk dan keluar,” sebut Abu Al-Ful.
Sebelumnya, pada Selasa (12 November), Komite Pendidikan Knesset, memutuskan untuk mewajibkan sekolah-sekolah yang berafiliasi dengan Kementerian Pendidikan Israel untuk memasukkan Masjid Al-Aqsha dalam bagian tur pendidikan bagi siswa Yahudi sebagai situs yang wajib dikunjungi, dengan mengklaim bahwa tempat tersebut adalah “Bukit Kuil Suci Yahudi”.
(T.FJ/S: Palestina Today)
